Karena tiba-tiba nulis jadi susah, maka untuk membuka ide yang terkunci ini saya coba marah-marah. Mungkin semua itu gara-gara aku selalu mengabaikan kesemopatan, menunda dan menunda, esok lagi esok lagi.
Kalau besok yakin aku akan fokus menulis dengan ide tertentu, lantas dikembangliarkan namun tentu tetap terbingkai. Sekalipun fiksi logika tetap harus dibangun. Semisal jika satu penokohan yang sudah mati sejak awal jangan sampai hidup kembali. Apalagi jika sampai di tokoh tersebut membuat resah lingkungan. Semisal menebar teror atau berita bohong.
Sebenarnya ia tak perlu digubris sebab apa yang lakukannya hanyalah trik semata demi keberhasilan aksinya mencuri daging. Ya, daging, secara umum semua suka. Terlebih daging molek dimana dalam sesi tertentu kerap ditinggalkan para pemiliknya.
Karenanya abaikan saja seandainya ia bercerita berbagi kabar. Namun awas, hati-hati lho, jangan terlalu vulgar dalam meprotesnya sebab salah-salah kita akan ditampar dan dianggap tak beretika. Kalau bisa hadapilah dengan manggut-manggut seraya ngopi. Sesekali boleh dipuji atas keberandaannya seolah ia jadi panutan warga. Pasti hidungnya akan kembung melendung. Namun segala juga ada batasnya, usahakan jangan sampai berlebihan. Sebab selain membuat diri kita repot jika dipujinya berlebihan bagaimana jika hidung ia sampai meletus, kan bisa dianggap suatu ledakan bom misalnya.
Dengan begitu situasi bisa kisruh, semua warga akan berkemas untuk mengungsi.Betapa tidak, apalagi jika berita yang sampai ke telinga warga suara ledakan itu dianggapnya suara gunung meletus. Mending jika tak ada pengacau yang cari kesempatan dalam kesempitan. Karenanya hati-hatilah, jangan sampai terkecoh dengan kemasan yang baik, sebab isinya belum tentu sebaik cangkangnya.
Betapa ridak, kekuatan yang terbangun di luar bisa saja merupakan benteng untuk menutupi kelemahan sesuatu yang ada di dalamnya. Bisa saja atau tak bisa. tergantung bagaimana menyikapinya. Sebab tak sedikit yang tergila dengan penampilannya yang aduhai mulus, terlebih pada kulit mulus bak ikan sidat.
Mereka marah meradang seandainya diingatkan bahwa di dalam balutan mulus tersebut di dalamnya ada yang bau melebihi tikotok!
Kalau besok yakin aku akan fokus menulis dengan ide tertentu, lantas dikembangliarkan namun tentu tetap terbingkai. Sekalipun fiksi logika tetap harus dibangun. Semisal jika satu penokohan yang sudah mati sejak awal jangan sampai hidup kembali. Apalagi jika sampai di tokoh tersebut membuat resah lingkungan. Semisal menebar teror atau berita bohong.
Sebenarnya ia tak perlu digubris sebab apa yang lakukannya hanyalah trik semata demi keberhasilan aksinya mencuri daging. Ya, daging, secara umum semua suka. Terlebih daging molek dimana dalam sesi tertentu kerap ditinggalkan para pemiliknya.
Karenanya abaikan saja seandainya ia bercerita berbagi kabar. Namun awas, hati-hati lho, jangan terlalu vulgar dalam meprotesnya sebab salah-salah kita akan ditampar dan dianggap tak beretika. Kalau bisa hadapilah dengan manggut-manggut seraya ngopi. Sesekali boleh dipuji atas keberandaannya seolah ia jadi panutan warga. Pasti hidungnya akan kembung melendung. Namun segala juga ada batasnya, usahakan jangan sampai berlebihan. Sebab selain membuat diri kita repot jika dipujinya berlebihan bagaimana jika hidung ia sampai meletus, kan bisa dianggap suatu ledakan bom misalnya.
Dengan begitu situasi bisa kisruh, semua warga akan berkemas untuk mengungsi.Betapa tidak, apalagi jika berita yang sampai ke telinga warga suara ledakan itu dianggapnya suara gunung meletus. Mending jika tak ada pengacau yang cari kesempatan dalam kesempitan. Karenanya hati-hatilah, jangan sampai terkecoh dengan kemasan yang baik, sebab isinya belum tentu sebaik cangkangnya.
Betapa ridak, kekuatan yang terbangun di luar bisa saja merupakan benteng untuk menutupi kelemahan sesuatu yang ada di dalamnya. Bisa saja atau tak bisa. tergantung bagaimana menyikapinya. Sebab tak sedikit yang tergila dengan penampilannya yang aduhai mulus, terlebih pada kulit mulus bak ikan sidat.
Mereka marah meradang seandainya diingatkan bahwa di dalam balutan mulus tersebut di dalamnya ada yang bau melebihi tikotok!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar