Selasa, 29 Desember 2015

Bulu Bulu Ilalang

       Bulu-bulu yang semakin menebal di tubuhmu selayaknya kau syukuri. Sebab tanpa itu kamu tak mungkin berani jadi perambah hutan atau penghuni ilalang. Selain itu, saat kilatan petir yang menyambar-nyambar di malam basah dan lembab. Raung binatang malam serta desis ular dan mahluk-mahluk seram yang terlahir dari imaji jiwa-jiwa yang gigil. Jiwamu malah semakin tangguh tanpa keluh.

Senin, 14 Desember 2015

Hidup Menjanda Dalam Cerita

Saya rasa jika imajinasi kering di kepala, tulis saja dulu yang kita ingat. Jangan terbebani dulu dengan aturan. Untuk sementara tulis. Tulis..tulis..tulis..Tulis sampai mengalir, biarlah dan bebaskan mau dimana kata-kata itu berlabuh. Tulislah tentang hasrat-hasrat, impian-impian, baik yang hitam, putih, jene, kelabu, hijau, kuning atau biru. Yang penting jangan sampai mengarah pada hal yang terlalu sensitif macam pornografi, hindari itu. Karena, selain melanggar norma-norma yang telah dianut, hal-hal kacangan itu tak menjamin suatu sajian bisa menarik.

Minggu, 06 Desember 2015

Cerpen 'Gentayang' Yang Tak Dimuat-muat

    Tiba-tiba saya ingin menulis cerpen dengan judul  ‘Gentayang’, terinspirasi dari kisah nyata di tempatku tinggal.  Tapi cerpen ini kendati sudah dikirim kemana-mana, dan tentunya dengan judul yang digunta-ganti –selain Gentayang—seperti: Arwah Mardian, arwah Kardian, Wujud Seram, Penghuni Goa dan Rumah Kosong, dlsb, tapi tetap saja  jomlo. Selalu terbentur di tembok redaktur. Saat cerpen saya dulu bisa dimuat di Pikiran Rakyat, pernah berpikir cerpen ini pasti langsung dimuat setelah seminggu/dua minggu dirim ke email khazanah@pikiran-rakyat.com. Tapi nyatanya ditolak. Lantas saya kirim ke media lain seperti Suara

Kamis, 19 November 2015

Ketika Pertama Ingin Punya Mesin Tik

     
 Ketika pertamakali ingin memiliki mesin tik, di kampung sempat geger. Mesin tik buat apa, memangnya orang kantor pake mau mesin tik segala. Mau ngetik apa, demikianlah orang-orang. Dan itu wajar, mereka tak salah. Betapa tidak, saya yang bukan orang sekolahan, bukan jebolan akademisi tertentu yang terkait dengan aktifitas mengetik , bukan orang kuliahan, bukan mahasiswa --SD pun nyaris tak tamat. Wajar orang-orang menyepelakannya atau setidaknya bertanya-tanya dan itu manusiawi.

Minggu, 08 November 2015

Ayahku Terjatuh

 Cerpen Otang K.Baddy (Tribun Jabar, 8 November 2015)
   
      Sedih jika teringat nasib ayah, yang tersiksa akibat terjatuh.       
      Ayah terjatuh dari pohon, kepalanya membentur batu. Ayah terjatuh dari pohon waru setinggi hampir 6 meter. Ia menaiki pohon itu karena memerlukan kulit dahan muda sebagai tali pengikat batangan padi jika panen di ladang tiba. Petaka terjadi sore hari ketika ayah kala itu tengah menuju pulang dari ladang bersama ibu. Di Ciwaru, nama blok dari tempat itu yang memang banyak pohon warunya, di tepi jalan setapak itulah
ayah bersusah-payah menahan sesak dada, sakit di kepala serta tubuh bermandikan darah. Demikianlah kronologi singkatnya sebelum kemudian mengurainya dalam kisah.

Rabu, 04 November 2015

Menulis di Zaman Mesin Tik

   
  Masih seputar kebodohan dan pengalaman saya dalam dunia tulis-menulis, Kendati tak ada bedanya dulu kini,  yang tetap saja bodoh, saya akan cerita masa lalu. Mungkin karena kebodohan saya atau apalah, saya ingin menulis bebas dan dapat ide yang bebas pula, saat itu saya sering bawa-bawa mesin tik di karung plastik wadah rumput. Biasanya pergi ke hutan, atau mencari saung-saung huma milik orang. Lagi pula kan saya sambil pulangnya harus membawa pakan kambing kala itu. Mesin tik beserta beberapa lembar kertas HVS + tip eks dalam karung plastik (pusri) kerap menyatu dengan dedaduan/rumput pakan kambing.

Senin, 02 November 2015

Menyaksikan Jejak Kematian

Tubuh tak berdaya, di bawah rumput rebah pun tak mampu bergoyah
Lekat menyerupai asal mulamu, tanah. Hanya angin berdesir yang setia
Menjenguk ruang pertapa di sekitar pemakaman yang lembab
Dan terus meruyak bersama ruang dan waktu, sementara setiap malam tetap di sini
Sebagai burung hantu. Menyaksikan lukisan tanah yang semakin buram dipermainkan musim. Hujan dan kemarau tak mampu mengusikmu untuk berkaca

Kaca Rumahku Bolong

Aku yakin, kaca rumah bagian depan, samping kiri itu bolongnya bukan ditabrak burung hantu atau kuntilanak yang nyasar. Namun aku tak habis pikir kenapa satu dari bangsamu dari balik kaca bolong itu seakan mengintai aku?

Sabtu, 31 Oktober 2015

Kenapa ada yang percaya pada fakta karangan?

Membangun usaha atau menjalankan perusahaan sudah cukup sulit tanpa harus mengarang fakta, tapi kenapa para pimpinan terkadang percaya pada hal-hal yang tidak benar – sekalipun sebenarnya hal itu menyulitkan mereka sendiri.

Sekalipun begitu, fakta karangan merupakan ciri khas perusahaan dan politik di dalam banyak situasi.

Cara Menulis Kreatif

Etgar Keret |
 Cerita pertama yang ditulis Maya adalah tentang sebuah dunia di mana orang-orang punya kemampuan reproduksi dengan cara membelah tubuhnya sendiri. Di dalam dunia tersebut, setiap orang bisa membelah dirinya jadi dua kapanpun dia mau—dan hasil dari pembelahan itu adalah dua sosok manusia yang berusia separuh dari orang yang membelah dirinya sendiri tadi. Beberapa orang memutuskan untuk membelah diri mereka di usia muda; misalnya, seorang remaja berusia delapan belas tahun bisa membelah dirinya jadi dua orang anak-anak berusia sembilan tahun. Sementara tidak sedikit juga orang yang menunggu sampai mereka sudah mempunyai profesi dan keuangan mantap sebelum memutuskan untuk membelah diri mereka

Jumat, 30 Oktober 2015

Sulit Bikin Cerpen, Cari Ide Yang Bikin Merangsang

        Adakalanya sulit sekali untuk bikin sebuah cerpen. Padahal aku ingin sekali bisa menulis cerpen. Tapi kenapa begitu sulit dan serasa di benak ini ada yang rumit. Ya, ada yang rumit. Kenapa kerumitan itu selalu bersarang di batok kepala ini. Terkadang pikiranku sering lemot, lembek atau apalah. Pokonya untuk membikin cerpen rasanya sulit. 

Sengketa Katak

       "Kendati tak perlu sepenuhnya menyalahkan belatung yang berpesta dalam borok, dimana sebaliknya mengobati luka atau menjaga agar jangan sampai tubuh ini terluka, apapun tindakanmu tetap saja perlu dikutuk. Sebab kamu adalah bagian dari angkara yang benar-benar harus diperangi," mungkin begitulah di pemikiran Mas Parman saat melihat kedua anak dan istri saya yang tiba-tiba ambruk dengan erangan kesakitan.

Kamis, 29 Oktober 2015

Ayah, Ibu, Siapakah yang Menciptakan Allah?

Pertanyaan: Ustadz putra kami berusia 6 tahun bertanya, “Ayah, ibu, sebelum ada Allah ada siapa?” Lalu kami menjawab, “Allah itu Ahad (satu), jadi sebelum angka 1 itu 0 (nol). Tetapi putra kami menjawab lagi, sebelum angka 0 (nol) itu kan -1 (minus satu). Kami tidak bisa menjawab lagi dan memberi tahunya kalau kami akan menjawabnya besok atau lusa, insyaa Allah.
Mohon jawabannya yaa Ustadz.

Kaisar Akbar dan Birbal

Ini adalah cerita tentang Akbar, Kaisar India, dan seorang penasehat cerdasnya bernama Birbal.

Pagi itu ruang sidang berdengung dengan percakapan sebagai penasehat Akbar menunggu kedatangan Kaisar mereka. Setelah Sang Kaisar datang para penasehat itu bingung ketika melihat wajah Kaisar itu tampak muram.
     "Apa masalahnya, Yang Mulia? Apakah sesuatu yang mengganggu Anda?" tanya salah satu penasehat.
     "Hari ini seseorang telah berani dan tega menarik kumis saya! " seru Kaisar Akbar. "Apa hukuman yang harus diberikan untuk orang ini?"

Tentang Penulisan Kata"di" dan "pun"

Terkadang kita tidak cermat penulisan “di” sebagai awalan dan “di” sebagai kata depan (preposisi).

1) Penulisan “di-“ sebagai awalan yang harus ditulis serangkai. Contohnya “dimakan” bukan “di makan”.
2) Penulisan “di” sebagai kata depan (preposisi) penunjuk tempat yang harus ditulis terpisah. Contohnya "di meja" bukan "dimeja" dan "di mana" bukan "dimana".

Selasa, 27 Oktober 2015

Lelaki Patung II

"Hampir seminggu aku tinggal duduk dan tiduran di tukang jahit itu," begitu pengakuan si lelaki yang kelak saya juluki Lelaki Patung itu. Aku hanya manggut-manggut seraya membelai tubuhnya yang kadang menggigil. Dalam kelanjutan ceritanya sempat pula ia ditanya tukang jahit itu 'Tidaklah engkau punya keahlian yang dapat engkau gunakan buat mencari napkah?" tanya tukang jahit itu seakan --mungkin merasa rugi atas makan minum yang

Lelaki Patung

Goa tempat menambang butiran emas itu sementara kututup sedemikian rupa. Di sekeliling dan permukaannya tak ada bekas-bekas galian. Aku kini suntuk bersama lelaki yang pernah kutemukan di dalam goa tersebut. Semula memang aku terkejut, sebab aku kira bangkai manusia purba yang mengeras, tapi setelah tepiannya kupahat dengan telaten, maka coploklah tubuh itu dari saputan batu dan larva. Ini pasti patung bekas kehidupan ribuan atau jutaan tahun lalu, demikian aku pikir seraya membopong sosok kaku itu ke dalam gubuk.

Penulis Bodoh Model Saya

     Sebenarnya ada kesan lucu, itu kalau tak mau dibilang konyol  terhadap diri saya. Memang ini pengalaman masa lalu, namun jika dipikir-pikir sampai saat ini pun tak ada bedanya. Contohnya mau jadi penulis tapi tak tahu apa yang mesti ditulis. Ini kan lucu, ah malah sebutan 'lucu' itu terlalu genit untuk ditujukan pada kekonyolan saya seorang dewasa yang mengarah ke manula. Buktinya mau menekuni cerpen karena cerpen tidak perlu mengumpulkan data yang kongkrit seperti penulisan opini. Mau menulis puisi karena puisi bisa melambungkan rasa ke batas tak terhingga.

Jumat, 23 Oktober 2015

Kasih Ibu dan Sarang Burung

(masa lalu otang k.baddy)
Tiba-tiba aku teringat masa kecilku saat bersama ibu ikut mencari kayu bakar ke hutan. Disana kami melihat seekor burung dewasa tengah menyuapi anak-anaknya dalam sarang yang bertengger di dahan pohon setinggi hampir 7 meter. Aku tak merasa manja, dengan rengekan kuat aku benar-benar ingin memiliki anak burung di sarang itu. Mendengar itu ibu tampak kebingungan, namun tetap membujukku karena ibu tak bisa menaiki pohon tersebut katanya. "Nanti diambilkan oleh ayah ya," katanya seraya mengajak pulang. Tapi

Kamis, 15 Oktober 2015

Fenomena Jalan Butut

Puisi otang k.baddy

FENOMENA  JALAN BUTUT
( I )
Tak ada yang tahu pasti seberapa jauh ukuran perjalanan itu. Dalam dzikir-dzikir beberapa truk pengangkut pasir besi, yang bergoyang ke kiri ke kanan diantara sopir-sopirnya yang cemberut. Di antara lalu-lalang lainnya, para bus dan antrian sepeda motor, semua mengeluhi apa-apa yang telah dilewatinya. Di jalan butut. Semuanya tahu kulit jalan itu telah lama mengelupas dan menampakkan lumpur, yang tak sekedar basah lembab dan kotor. Tapi dinginnya tak bisa memantik korek api,buat nyala rokok penawar gigil para sopir-sopir. Juga pejalan-pejalan lainnya,

Senin, 12 Oktober 2015

Tepi Kiri dan Sebrang Sungai

(coretan;otang k.baddy)
Sungai itu membentang dari arah barat ke timur. Dari barat merupakan hulunya, mengalir ke timur hingga bermuara di laut. Sungai itu diapit dua jalan, yang sama-sama membentang barat-timur. Sebelah utara merupakan jalan raya (provinsi), dan sebelah selatan merupakan jalan wisata yang menuju ke pantai.

Selasa, 06 Oktober 2015

Terlalu Asyik di Fb Menghambat Kreatifitas Menulis


Entahlah. Kendalaku dalam menulis belakangan ini karena terlalu keasyikan di Fb. Aneh, Fb bagiku bak candu yang sudah demikian kronis dan tak ada penawarnya. Karenanya tak belebihan jika seorang teman bilang "Anggap saja Fb sebuah Laci Aksara, yang bisa ditutup dibuka. Sebab disana banyak info yang mesti digeluti." katanya. Dan itu memang benar, banyak info serta solusi yang demikian sayang kalau dibiarkan begitu saja, terlebih bagi saya yang punya hoby nulis.

Popular Posts

Blogroll