Jumat, 08 Desember 2017

Hantu Kepala

Karena saya setiap hendak menulis untuk media cetak/online selalu tak jadi-jadi karena tergoda oleh medsos Fb, kepalang belang ya menulis cerpen di fb saja dengan hastag #cerpen_fb_okb .  Ya, daripada tak melatih diri menulis  sama sekali. Uniknya yang dirasakan saya, menulis di fb jauh lebih teranngsang ketimbang menulis di MO Word. Mungkin menulis di fb terangsang seakan ada yang menunggu hendak membaca tulisan yang tengah diketik itu. Jadi timbulah semangat, sementara di Office Word kesannya sepi kendati jauh lebih teliti karena jangkauannya bak sebuah kompetisi. Oke, kendati tak hebat, jika berkenan inilah cerpen versi fb saya yang berjudul "Hantu Kepala" itu.


.
Cerpen Fb Otang K Baddy
====================
Malam gemerlap seketika berubah kelam di Saliwong. Tak cuma macam gadget yang telah menjadi tuhan mereka, televisi, lampu-lampu hingga ke puntung rokok pun ketika itu dipadamkan. Begitupun mengenai pandangan. baik mata maupun pemikiran, sementara hilang fungsi. Mata-mata mereka hanya bisa melotot dan berkedip dalam gelap.

Minggu, 26 November 2017

Menulis Pun Perlu Menjaga Stamina

Menulis perlu menjaga stamina, tentu saja.  Karenanya santai saja. Itu prinsif saya. Yang penting menulis dan menulis. Menulis apa yang ketahui menurut kemampuan yang dimiliki. Menulis dan membaca dan menulis lagi dan baca lagi. Sementara lupakan tujuan ingin menjadi terkenal, cukup saja hasrat menulis diterima sebagai kenikmatan tersendiri yang tiada bandingnya di luar tidak menulis sama sekali.

Rabu, 08 November 2017

Hal tak terduga bergondal-gandil

Sungguh banyak hal tak terduga, termasuk kejadian yang saya alami saat ini. Saya katakan peristiwa yang luar biasa dalam sejarah kehidupan saya. Baik sejak zaman tikotok dilebuan sampai masa keramik menyilaukan. Ya, semua tak terduga.

Rabu, 25 Oktober 2017

Postingan Kosong Melongpong

       Entahlah setiap hendak memulis saya selalu diserang kantuk. Apalagi jika ide yang sebelumnya berkelebat tak segera ketangkap. Kalau sudah begini kembali saya merana, Rasanya hidup terasa rugi jika cita-cita yang senantiasa didambakan kerapkali terjegal gara-gara kantuk. Maksudnya dunia menulis jangan ditinggalkan begitu saja.

Semarak Pesta Malam Perbukitan

Cerpen: Otang K.Baddy (Kabar Priangan 29 Agustus 2012)     

      
  MUNGKIN orang-orang dalam goa tak tahu kisah apa yang tengah terjadi di luar sana. Apakah keresahan, caci-maki, mual-mual, ataukah sebuah protes? Jika mau menjawabnya tentu akan menyebut, tidak! Sebab suasana di luar goa tak sekedar aman dan terkendali, melainkan penuh kesenangan tiada tara.

Minggu, 18 Juni 2017

Menjadi Maling

Cerpen: Otang K.Baddy (Radar Surabaya, Minggu 18 Juni 2017)
 
SEKETIKA suara-suara umpatan; maling, anjing, babi, dan bahkan mengharuskanku sampai di neraka jahanam itu, melenyap. Seiring dengan kepuasannya, mereka membubarkan diri dan mungkin pulang ke rumahnya masing-masing. Sementara beberapa wanita tampak saling berbisik dan membuang muka. Mereka menampakan kengerian, bukan lebih pada kepuasan dan kegemasan seperti orang-orang sebelumnya.

Rabu, 22 Maret 2017

Perburuan Malam Perbukitan


Cerpen Otang K.Baddy (Pikiran Rakyat 22 September 2013)
Setelah semuanya merasa sakit dengan gigitannya, lalu mereka membuang pentungan kayu dan meletakan senjata lainnya yang semula niat perang. Ini bukan mimpi, sungguh, ini suatu kenyataan!, bisik mereka. Makanya, mari

Selasa, 21 Maret 2017

Pesan Diw



 Cerpen: Otang K.Baddy (Tribun Jabar 19 Maret 2017)


      Sebenarnya di dunia ini tak ada yang samar dan tersembunyi selain hanyalah kebodohan dan kemalasan yang membuat berserah diri, demikianlah istri saya berfilsafat. Wualah,  ngomong apa kamu ini, Diw.  Mau sok filsuf, ijazah saja masih dipertanyakan. Kendati mungkin hoaxs  istri saya layak diperbimbangkan, saya lipat dulu. Kemudian bertolak ke sesi yang baru dengan nuansa yang eksotis.  Yakni wanita yang tiba-tiba hadir  melibas istri yang

Sabtu, 11 Maret 2017

Kegelapan Laknat

Cerpen Otang K.Baddy (Harian Waktu 10 Maret 2017)


Ia memang  lelaki seperti malam gelap. Menggulita dalam mendung pekat.  Legam melebihi arang yang dikubur di kedalaman goa dalam suasana malam gerimis. Tepatnya seribu gumpal kegelapan, kepekatan dan kelegaman tanpa banding untuk menandingi kehidupan singgasana yang maha gelap.
        “Gelap, pekat...!” teriaknya sesak dan serak.

Rabu, 22 Februari 2017

Pisau

Cerpen Otang K.Baddy (Pikitan Rakyat 15 Desenber 2013)



     Sebagai pengemban amarah, yang kerap tertawa dan bersorak jika dalam kemenangan. Menjerit bak tersengat bara api sebelum kemudian menguap jika dalam kekalahan, selayaknya kau tetap aku perangi. sebab kamu ini telah jadi musuh nyataku!

Rabu, 15 Februari 2017

Getih Nu Busrat Basret

Carpon Otang K.Baddy ( Majalah Mangle  No. 2615/ 9-15 Februari 2017)
   Isuk-isuk guyur, nyi Yuyun jadi korban rajapati. Getih busrat-basret di jero imahna. Tapi aneh di sakujur awakna taya raheut tapak bedog atawa balati. Saupama lin manusa nu nelasana, upamana sato galak,  taya tapak huntu atawa kuku urut nyoco. Budak parawan nu masih sakola SMP kelas tilu teh tilar dina kayaan guyang getih.
      “Sanes aya nu mergasa, si nyai teh utah getih,” Ni Cicih indungna Yuyun, carinakdak ngomong dumreda ka nu anyar daratang ngalayad.
      “Wayah kumaha kasorangna?” tanya nu pangdeukeutna sasat

Senin, 30 Januari 2017

Tumbal Bukit Kiara Payung

Cerpen Otang K.Baddy (Mimbar Umum, 23 Maret 2013)

Malam-malam tanpa bulan, tanpa bintang. Dusun sunyi-senyap, zaman yang kelam di masa lalu. Dimana anak-anak perawan dan bujang belum mengenal lipstick dan gincu. Kendatipun begitu

Alatan Cikopi Nu Lian

Carpon Otang K.Baddy (Majalah Mangle No. 2611 Januari 2017)


Sagelas cikopi panas mayambah di jero dada, panasna karasa awet. Ciherang nu pacampur bubuk kopi geus mimiti nyalaksak na gero dada. Ciduh laas, kabur tina angen-angen buuk, ngalepak beungeut kuring nu garing. Soara anjeun geus ngagempur pangreungeu kenca-katuhu.
      “Kopi nanahaon nu kieu. Tadi ge pan titah nyieun kopi nu amis!?”
      “Gulana kari saeutik, Kang.”      
      “Naha atuh lain meuli wuri-wuri apal rek beak.”
      “Biasana akang sok resepna kopi pait,”
      “Nya eta mah bareto. Tapi pan ayeuna mah hayangna kopi nu amis. Dasar jikan atah adol!”

Manusia Berbulu

       Cerpen: Otang K.Baddy ( Pikiran Rakyat 20 Januari 2013)


        Sebagai manusia berbulu, tak sepatutnya kamu menaruh dendam padaku. Kendati demi keimanan boleh lapar atau demi kehormatan boleh miskin, namun istilah itu tak kena jika kamu terapkan. Malah teramat janggal. Sebab iman dan hormat pun kamu sudah tak punya.
        Makanya jangan macam-macam.

Kila-Kila Sada Manuk



 Carpon Otang K.Baddy (Majalah Sunda Midang, Edisi 25 Januari  2017)

       Lin nanaon, kuring mah datang ka sisi walungan teh sejak nguseup. Jadi taya maksud lian ti nguseup.  Sumawona ngahaja nyumput atawa ngimpleng pikeun nandasa batur. Teu pisan-pisan, jauh tanah ka langit. Bororaah mikiran nu karitu. Cenah eta pedah ngajugur ti tas magrib peuntaseun imah Kang Soleh, da taya maksud rek papaling .

Jumat, 27 Januari 2017

Parang



     
Cerpen Otang K.Baddy (Pikiran Rakyat 11 November 2012)


      Ternyata kamu pun jadi menyukai yang namanya parang. Bahkan kamu mengenalnya lebih jauh ketimbang aku seorang petani, perambah hutan. Misal jika gagang parang itu rusak, kamu segera menggantinya dengan kayu pilihan. Nyaris tak percaya ketika malam menjelang tidur, atau bangun sebelum fajar, suara khas bak tukang mebel kreatif terdengar jelas dari luar. Bunyi gergaji,

Sora Batuk Kajajaden

 Carpon Otang K.Baddy (SKM Galura, Minggu III Desember 2016)

     
       Najan  rumasa boloho, Kasji teu sieun mun saupama hirup kudu gelut papuket atawa durder perang. Sok komo pikeun ngabela bebeneran. Cadu mungkuk kudu mundur, cenah. Kitu deui salaku hirup nu ngandelkeun ladang tatanen ti leuweung, samodel melak pare-jagong di huma katut pakaya sapuratina, teu ieuh kumeok pikeun nyegah serangan hamana. Utamana hama urang leuweung samodel bagong, cek paribasana najan jumlahna leuwih sawidak siap rek dilawan. Nya dilawan ku tarekah, samodel pakaya ku cara dibenteng, dipager, di jaregjeg ku mangpirang talajak nu kuat. Mun embung kitu ku cara diparigpug batu ti saung ranggon.

Selasa, 24 Januari 2017

Lalaki Bir



    
Carpon Otang K.Baddy ( Majalah Mangle No.2567/ 3-9 Maret 2016) 

      Meja nomor 16, di jero kafe. Ruslan halon ngalengak bir nu dipesen ti saurang pelayan 10 menit samemehna. Geus dua gelas cai inuman eta ngaliwatan tikorona. Tapi manehna  katangen guligah, masalahna nu keur didago teh teu wae we hol.  Najan kitu teuteupna buringas, mencrong lawang panto.

Rabu, 18 Januari 2017

Karma

KARMA (Cerpen: Otang K.Baddy /Merapi 17 Pebruari 2013)

     Wak Haji tampak gemetar. Bercerita, bahwa di pagi hari ia tiba-tiba mendengar kabar kematian dirinya. “ Haji telah mati…Haji telah matii..!” begitulah yang keluar dari mulut orang-orang di luar. Bahkan di pengeras suara yang berasal dari masjid-masjid di kampung itu.
      Kendati ada kejanggalan alias tak lazim, yakni pada berita itu tak ada ucapan ‘Innaa lillahi wa innaa ilaihi

Selasa, 17 Januari 2017

Kampung Toke

Cerpen Otang K.Baddy ( Pikiran Rakyat 9 Juni 2013)
      Entah kenapa tiba-tiba kampung itu dijuluki kampung toke. Aku tak tahu pasti selain hanya menggangguk atau mengiyakan jika seseorang bertanya di mana tepatnya aku tinggal. “Oh, dari Kampung Tokek itu ya?” demikianlah orang di luar desa atau bahkan sampai di luar kabupten menyebut nama lain

Rukun Nu Kalarung

"Rukun Nu Kalarung". demikian judul cerpen berbahasa Sunda yang dimuat di Suara Daerah No.517, merupakan karya pertama saya yang tampil di media pada Februari 2016. Kepada Majalah Bulanan PGRI Jabar, saya haturkan banyak terimakasih atas kesudiannya memuat tulisan saya ini.
______________________________________________________________


Carpon Otang K,Baddy
Rukun Nu Kalarung
    Jauh samemeh daftar haji teu weleh mikir, naha sanggup dirina narima balesan atawa ganjaran tina dosa-dosana ke di tanah suci? Nurutkeun beja cek nu geus ngalaksakaeun ibadah haji, di tanah suci mah

Popular Posts

Blogroll