Kamis, 29 Oktober 2015

Tentang Penulisan Kata"di" dan "pun"

Terkadang kita tidak cermat penulisan “di” sebagai awalan dan “di” sebagai kata depan (preposisi).

1) Penulisan “di-“ sebagai awalan yang harus ditulis serangkai. Contohnya “dimakan” bukan “di makan”.
2) Penulisan “di” sebagai kata depan (preposisi) penunjuk tempat yang harus ditulis terpisah. Contohnya "di meja" bukan "dimeja" dan "di mana" bukan "dimana".

3) Cara mudah untuk memisahkan fungsi keduanya adalah dengan melihat jenis kata yang terbentuk: Jika menjadi kata kerja pasif, itu berarti harus ditulis serangkai dan jika menjadi penunjuk tempat atau lokasi, itu berarti harus ditulis terpisah.
4) Kata berawalan “di-“ bisa diganti dgn awalan “me-“. Jadi kalau ada kata “disapu” bisa diganti dengan “menyapu”, “di-“ pada kata “disapu” ditulis serangkai. Kalau kata depan “di” tidak bisa diganti dgn awalan “me-“.
5) Juga kata depan, "di" yang menunjukkan waktu. Penulisannya pun dipisah. Misal, "di musim hujan", "di saat matamu terpejam", "di malam hari".

Dan kata depan, "di" yang menunjukkan waktu. Penulisannya pun dipisah. Misal, "di musim hujan", "di saat matamu terpejam", "di malam hari".

Kata "di" bisa juga disambung saat penggunaan menjadi kata sifat bukan kata petunjuk/tempat.

Di indah bola matamu kulihat sepercik derita, dimana dulu aku pernah melihatmu ceria.

"Dimana" pada kalimat itu bukan sebagai kata tanya, namun sebagai sambungan atau sifatnya sandingan kata setelahnya.


Selanjutnya, bagaimana cara menempatkan kata "pun", mana yang perlu disatukan atau dipisah?
: Untuk penulisan" pun" dipisah dari kata yang mendahuluinya seperti : itu pun, apa pun, aku pun dll. Untuk penulisan "pun" dirangkai bila dianggap padu, seperti : adapun, andaipun, ataupun, bagaimanapun, maupun, meskipun dll.

Demikianlah, semoga berkenan.

(sumber: facebook/Arsyad Indradi)

Tidak ada komentar:

Popular Posts

Blogroll