Puisi; Otang K Baddy (Kedaulatan Rakyat 17 Januari 2016)
.
DOA LILIN TERBAKAR
rapuh-rapuh, putuslah benang kusut
agar batok kepala tak berkabut
pergi dan bunuhlah para lansia itu
perkasa hadirlah segera. Wahai raksasa jiwa
santaplah aku yang berapi membara
demi kalori yang membaja
di balik dada
.
dan lilin besar pun menyala
membakar jiwaku seterang semesta
sampai nyawa penghabisan
.
TANGIS AWAL DAN AKHIR
Kembali mendekatlah, sayang
tangis pertama yang kubawa
ketidakberdayaan saat lahir
yang hendak dikembarakan, menyusul
setelah menunda kematian
.
ya, aku rindu tangis awal itu itu
bukan tawa yang yang melenakan
saat kembali padaMu
.
.
DOA LILIN TERBAKAR
rapuh-rapuh, putuslah benang kusut
agar batok kepala tak berkabut
pergi dan bunuhlah para lansia itu
perkasa hadirlah segera. Wahai raksasa jiwa
santaplah aku yang berapi membara
demi kalori yang membaja
di balik dada
.
dan lilin besar pun menyala
membakar jiwaku seterang semesta
sampai nyawa penghabisan
.
TANGIS AWAL DAN AKHIR
Kembali mendekatlah, sayang
tangis pertama yang kubawa
ketidakberdayaan saat lahir
yang hendak dikembarakan, menyusul
setelah menunda kematian
.
ya, aku rindu tangis awal itu itu
bukan tawa yang yang melenakan
saat kembali padaMu
.
CUKUP MAWAR MERAH
hanya mawar merah saja
dalam setiap ziarah dan doa
karya jasa yang harum
mewangi yang ditinggalkan
dan berani menghadapi maut
.
aku bukan pengemis, dalam doa
yang terjebak di antara surga-neraka
yang entah, otaku tak mampu membaca
siksa abadi atau nikmat yang kekal
cukup saja jejak keharuman, dan
berani menyongsong misteri
.
WASPADAI PENYAMARAN
mungkin cuma tanda di kulit manggis
yang tak pernah ingkar janji. baju-baju putih tidak
menjebak mata-mata rabun pencinta berhala
yang diperankan aktor, senantiasa
menawarkan madu dibalik air tuba
dengan tampilan santun dan sahaja
waspada!
.
mata-mata perempuan pun tergiur
kesiur surga, yang dibawa pendita dorna
yang nyatanya neraka
celaka!
hanya mawar merah saja
dalam setiap ziarah dan doa
karya jasa yang harum
mewangi yang ditinggalkan
dan berani menghadapi maut
.
aku bukan pengemis, dalam doa
yang terjebak di antara surga-neraka
yang entah, otaku tak mampu membaca
siksa abadi atau nikmat yang kekal
cukup saja jejak keharuman, dan
berani menyongsong misteri
.
WASPADAI PENYAMARAN
mungkin cuma tanda di kulit manggis
yang tak pernah ingkar janji. baju-baju putih tidak
menjebak mata-mata rabun pencinta berhala
yang diperankan aktor, senantiasa
menawarkan madu dibalik air tuba
dengan tampilan santun dan sahaja
waspada!
.
mata-mata perempuan pun tergiur
kesiur surga, yang dibawa pendita dorna
yang nyatanya neraka
celaka!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar