Senin, 12 Oktober 2015

Tepi Kiri dan Sebrang Sungai

(coretan;otang k.baddy)
Sungai itu membentang dari arah barat ke timur. Dari barat merupakan hulunya, mengalir ke timur hingga bermuara di laut. Sungai itu diapit dua jalan, yang sama-sama membentang barat-timur. Sebelah utara merupakan jalan raya (provinsi), dan sebelah selatan merupakan jalan wisata yang menuju ke pantai.

**
Kami berdua adalah pemancing, lokasinya di tepi selatan sungai itu, pas dekat dengan jalan wisata. Seperti malam itu, di tepi sungai ada sebuah dermaga terbuat dari kayu. Mungkin untuk sekedar nyuci para wanita siang hari, atau satu jalan alternatif bagi pemilik perahu setelah sebelumnya perahu-perahu itu ditambatkan atau hendak mereka pergi berperahu. Di kiri kanan dermaga itu beberapa perahu berjejer, dalam posisi terapung. Adang, teman saya memilih mancingnya di perahu kanan dermaga, sementara saya cukup di atas dermaga kayu itu.
Kail pun dilempar dengan umpan anak ikan cumi. Kami hanya membawa umpan ikan cumi dan teri yang didapat dari para penjaring ikan di laut. Dan jika bosan kadang mencari siput. Namun sampai 30 menit kail itupun tak ada yang nyanggut. Biasa memang, selama ini sebenarnya sulit sekali ikan dipancing. Padahal yakin, ikan-ikan itu ada. Buktinya dengan diantara gelap malam, beberapa ikan tampak nyambar-nyambar
di permukaan sungai. Tapi kenapa tak mau menyambar pancing?
**
Sudah hampir satu jam, umpan tak ada yang nyambar. Sementara Adang malah tertidur di dalam perahu sebelah kanan dermaga. Mungkin ia kelelahan setelah kerja seharian sebagai tukang. Sementara aku tetap diam. Kadang bulu kudukku meremang manakala suara burung hantu terus bersahutan di atas pohon bungur dan sekitar pohon nipah. Aku pikir tak mustahil, di tempat sepi malam-malam dingin seperti itu yang namanya mahluk halus pasti ada. Namun segera kuusir pikiran buruk itu dengan mengalihkan pandangan ke sebrang, dimana beberapa kendaraan tak hentinya berseliweran. Sungguh, jaman benar-benar telah berubah. Di jalanan seperti tak ada bedanya malam dan siang. Kendaraan terus berkejaran. Sungguh jauh dari sepuluh tahun lalu dimana kendaraan cuma lewat siang hari.
**
Aku tiba-tiba tersentak ketika tiba-tiba air sungai di dekatku berombak. Seakan ada yang berenang. Aku panggil temanku; " Dang..Dang...!" Tak ada sahutan, selain terdengar ngorok di dalam perahu. Oh. ombak air itu berasal dari perahu yang berjarak kira-kira 5 meter disamping kiri dermaga yang aku duduki. Perahu itu bergoyang-goyang keras ke kiri-kanan. Siapa ya, atau pemilik perahu itu? Tapi sepertinya tak ada siapa-siapa, baik di atas perahu maupun tak ada orang --misal meloncat dari atau ke perahu.. Belum kekagetanku hilang, seketika air dan perahu itu pun diam kembali. Aku tak berpikir panjang, cukup kepercayaan bahwa  mahluk di alam ini tak cuma manusia. Mungkin barusan mahluk yang tak kasat mata.
...
Penasaran kail pun saya angkat. Umpan anak cumi sudah habis. Mungkin oleh ikan-ikan kecil atau bisa saja terlepas karena pengaruh membusuk. Maka segera kuganti dengan ikan teri, dan suuuttt.....! clupps! kail pun dilempar. Terdengar Adang berbatuk-batuk. Sementara aku nyalakan rokok. mengisapnya. Asapnya terbang dalam gelap. Mancing jaman kini amat jauh berbeda dari dulu. Ikan-ikan seolah berpaling dari para pemancing. Namun aku mencoba tabah, aku ridha, aku iklas meski setiap mancing tak pernah berhasil. Mancingku memang bukan seperti mancing mania yang sering ditayang stasiun tv tertentu. Mancingku sekedar membuang kesumpekan di rumah, istilahnya daripada melamun.
***
Tapi aku tiba-tiba lebih tersentak dari sebelumnya tatkala di tepi sebrang ada suara keras "Jebbbuuurrr...!!! Byaarrr...!"" Dan air sungai yang tiba-tiba berombak bak air laut pasang pun tak ayal mampu membangunkan Adang temanku itu. Tampaknya sebuah mobil nyemplung ke sungai dan tenggelam.
"Gimana kalau sudah begini?" Adang tampak cemas.
"Daripada bingung, kita pulang saja!" kataku yang tak kalah cemas.
Sementara di jalan raya itu kendaraan masih berlalu lalang.@
..........................
***Green Canyon, 11.10.2015

Ide cerpen ini kemudian saya kembangkan hingga bisa tampil di media dengan judul "Suara Burung Berkoak"

Tidak ada komentar:

Popular Posts

Blogroll